- Pendukung Jokowi Bengkulu Galang 10 Ribu Tandatangan5 years lalu
- Muktamar PPP Pertarungan Tokoh Muda dan Tokoh Tua5 years lalu
- Aktivis Amerika Kampanye Tolak Beli Hasil Tambang dan Perkebunan5 years lalu
- Harimau Sumatra Kelaparan Mangsa Ternak Warga5 years lalu
- Warga 3 Desa Protes Perambahan Cagar Alam5 years lalu
- Kanker Tulang Siswa SD Bengkulu UAS di Rumah5 years lalu
- Bengkulu Endemik Rabies5 years lalu
- Cagar Alam Dirambah Warga Protes5 years lalu
- Pengamat: Artis Itu Entitas Lain Mahluk Hidup5 years lalu
- 923 Hektar Lahan Kritis Bengkulu Tidak Tersentuh Anggaran5 years lalu
Gerot, Promosikan Bengkulu Lewat Kaos

Gerot bukan tidak ikut trend atau mode, kami tetap ikut, hanya saja desain kita tetap mengedepankan ke-Bengkulu-an, sekalipun desainnya ada yang hanya dominan tipography (font, huruf), Bengkulu tetap ada di dalamnya
Dedy Ferdian Singgih
BENGKULU – Kemampuan bertahan untuk unggul di tengah-tengah pasar global, menuntut kreatifitas. Banyak bisnis
yang dibangun berdasarkan kreativitas.
Salah satunya, yang dilakukan Dedy Ferdian Singgih, desainer sekaligus produsen Kaos Gerot Bengkulu. Kaos khas karya Bengkulu ini memiliki identitas kreatif yang membuatnya menjadi salah satu kaos yang diminati oleh orang lokal Bengkulu ataupun dari luar.
“Point of interest sebenarnya adalah kampanye cinta Bengkulu. Dari kaos ini, kami ingin mendokumentasikan Bengkulu, mengkampanyekannya dan membangun kesadaran tentang keberagaman lokalitas,” ujar Dedy di rumah Gerot Bengkulu di Jalan Cempaka X No. 528 Kebun Beler (4/5/2014).
Di tengah serbuan kaos-kaos dengan branded lokal lain atau asing yang ditunjukkan dengan menjamurnya distribution outlet (distro) di Bengkulu, lanjut Dedy, Gerot tetap mengedepankan konsep lokalitas.
“Gerot bukan tidak ikut trend atau mode, kami tetap ikut, hanya saja desain kita tetap mengedepankan ke-Bengkulu-an, sekalipun desainnya ada yang hanya dominan tipography (font, huruf), Bengkulu tetap ada di dalamnya,” ungkap Dedy.
The Lost China Town, edisi pertama kaos Gerot yang dirilis akhir 2007 sampai sekarang tetap menjadi favorit. Kaos yang menggambarkan keunikan kota tua ‘Kampung China’ di tengah-tengah kota Bengkulu itu mampu terjual sampai ke Aceh, Maluku, Irian Jaya dan beberapa kota besar lain di Indonesia.

kaos-gerot-bengkulu
“Walau terjualnya cuma satu-satu, kami tetap bangga kalau Gerot sudah diakui dan diterima oleh orang luar. Termasuk diantaranya Joger Bali, Gerot pun diakui,” kata Dedy.
Banyak pilihan desain, warna dan tematik desain yang ditawarkan. Mulai dari kaos kartun Benteng Malborough (Once Upon Time In Fort Malborough), Tabot Festive, Soekarno, Barukoto Fast Food Corner dan lain sebagainya. Tentunya, semuanya bertemakan tentang Bengkulu. (dyo)